ragajati logo

ragajati logo
___

Jumat, 28 September 2012

Asal-usul Tenaga Dalam di Tanah Pertiwi






Salam Ragajati!! kawan-kawan semua, Semoga kita semua selalu dalam naungan Rahmat-Nya.
kali ini penulis akan menjelaskan sedikit asal-usul sejarah tenaga murni/energi dalam, kalau teman-teman menyebutnya dengan  “Tenaga dalam” kami di Ragajati sering menyebutnya dengan energi bawah sadar. Sedikit penjelasan tentang tenaga dalam telah di ulas sedikit di posting sebelumnya, tetapi mungkin teman-teman yang budiman masih sedikit bingung ataupun masih belum paham tentang energi itu sebenarnya. Kalau begitu mari kita ulas lagi lebih dalam, sebelumnya penulis akan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana sejarah tenaga dalam tersebut.

Sebenarnya sejarah tenaga dalam tidak begitu terperinci, seperti halnya tentang studi-studinya tentang artefak kuno yang ditemukan di Mesir, di Timur Tengah, maupun Asia. “Tenaga dalam dari studi yang ditemukan, paling tua kajiannya yaitu di Mesir pada tahun 4000 SM. Di Mesir saat itu disebut denganKrachtologi (berasal dari perkataan KRACHTOS yang berarti tenaga dan LOGOS yang berarti ilmu). Ditemukan pada sebuah buku Papyrus "Yedimesish Ontologia" yang isinya sudah disalin dalam bahasa Gri Kuno. Dalam artefak tersebut menceritakan bahwa ada suatu angin atau semacam tenaga yang aneh keluar pada tubuh apabila otot bahu digerakkan. Pada saat energi ini dibenturkan kepada orang yang sedang marah dapat roboh dan tidak bergerak.
Seiring berjalannya penelitian, ditemukan persamaan pengetahuan tenaga dalam di daerah Babylon, Yunani, Romawi dan Persia. Di Persia sendiri tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Kaum bangsawan Persia banyak yang memiliki tenaga Dacth tersebut. Mereka dilatih semacam gerakan Yoga/senam sehingga mereka mampu menjatuhkan musuh yang hendak menyerang dengan tenaga tersebut. Ilmu Dacht ini dikenal orang Persia dan suku Bukht untuk perang yang dinamakan DAHTUZ.
DiCina, Tartar, Patan, Moghul, adagerakan silat yang dapat merobohkan orang dari jauh. Silat Moghul yang terkenal diantaranya SHURULKHAN yangterdiri dari silat dua belas jurus dari Taymour Lateph Baber (1460-1520). Silat tersebut masih dikhususkan pemakainya hanya kepala-kepala suku dari orang Moghul Islam yang boleh menguasainya.Di Cina terkenal beberapa macam silat yang mempergunakan Kracht, diantaranya Gin Kang (ilmu meringankan tubuh) yang biasa dipergunakan pesilat Cina untuk melompat jauh, loncat tinggi dan berjalan diatas air. Lalu Wie Kang yang terdiri 10 gerakan jurus.
Wie Kang yang disebut jurus sepuluh, tersebar sampai Vietnam, Campa, Malaya, dan Indonesia. Tumbuhlah menjadi beberapa aliran, diantaranya silat Mandar dari Sulawesi, silat Timpung dari Jawa Timur dan silat Nampon dari Jawa Barat, dan sebagainya.Shurulkhan pun masuk ke Indonesia, pembawanya ialah orang-orang Cina Islam. Diantaranya orang Indonesia pertama yang belajar Shurulkhan ialah Tuanku Rao. Orang-orang Cina Islam menamakan silat itu Tou Yu Kang.
PENYEBARAN ILMU TENAGA DALAM DI INDONESIA

 
Pada awalnya tenaga dalam hanya dipelajari secara terbatas di berbagai perguruan silat. Para pendekar silat yang tercatat sebagai guru bagi para pendiri perguruan silat tenaga dalam generasi berikutnya antara lain:
·         Abah Khoir, yang mendirikan silat Cimande, Cianjur
·         Bang Madi, dari Batavia
·         Bang Kari, dari Batavia
·         Bang Ma'ruf, dari Batavia
·         Haji Qosim, dikenal juga dengan nama Syahbandar atau Subandari, dari kerajaan Pagar Ruyung
·         Haji Odo, seorang kiai dari pesantren di Cikampek
Perlu menjadi catatan bahwa pada masa Bang Madi, Bang Kari ini belum dikenal teknik pukulan tenaga dalam atau pukulan jarak jauh. Silat yang diajarkan oleh Madi, Kari dan Syahbandar lebih bersifat fisik.Baik Madi, Kari dan Syahbandar dikenal sebagai pendekar silat (fisik) pada masanya. H. Qosim yang kemudian dikenal sebagai Syahbandar atau Mama’ Subadar karena tinggal dan disegani masyarakat desa Subadar di wilayah Cianjur. Sedangkan Madi dikenal sebagai penjual dan penjinak kuda binal yang diimpor asal Eropa. Dalam dunia persilatan Madi dikenal pakar dalam mematah siku lawan dengan jurus gilesnya, sedangkan Kari dikenal sebagai pendekar asli Benteng Tangerang yang juga menguasai jurus-jurus kung fu dan ahli dalam teknik jatuhan.
Pada era Syahbandar, Kari dan Madi banyak pendekar dari berbagai aliran berkumpul di Batavia. Batavia seakan menjadi pusat barter ilmu bela diri dari berbagai aliran, mulai dari silat Padang, silat Betawi kombinasi kung fu ala Bang Kari, juga aliran Cimande yang dibawa oleh Khoir.
Perkembangan sejarah tenaga dalam dan penyebarannya secara terbuka di pulau Jawa diwarnai oleh beberapa tokoh penting, yaitu
·         H. Muhammad Toha, mendirikan Sin Lam Ba di Jakarta, 1896
·         S. Andadinata, mendirikan Margaluyu di daerah Rancaekek, Bandung, 1922
·         Nampon, mendirikan Pencak Nampon Trirasa di Bandung, 1932.
·         H. Abdul Rosyid, mendirikan Budi Suci di Bogor pada tahuan 1930-an
·         Abah Zaki ( Haji Abdul Syukur ) pendiri Al-Hikmah, Jakarta
Tenaga dalam kemudian merambah ke wilayah timur (Jawa Tengah dan Jawa Timur)setelah KH Muhaiminan dari Pesantren Bambu Runcing Parakan, Temanggung berguru kepada Abah Zaki, juga murid H Abdul Rosyid bernama Sidik asal Indramayu yang mengajarkan tenaga dalam Budi Suci di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pengembangan Al-Hikmah melalui jalur pesantren, sedangkan Budi Suci lebih bercorak Jawa - Islam. Pengembangan Budi Suci tidak terlepas dari jasa Qosim dan Zainal Abidin putra Sidik dan beberapa murid Sidik, diantara Bang Ali Semarang dan murid-muridnya di Sirahan, Cluwak, Pati.
Pada akhir abad ke-19Pencak Silat Nampon telah dipelajari secara terbatas tetapi baru dikenal luas pada tahun 1932 ketika Nampon melakukan aktivitas nyleneh di depan stasiun Padalarang. Saking girangnya menyambut kelahiran anak pertamanya, Nampon diluar kesadarannya berteriak-teriak seperti orang gila. Karena dianggap gila, Nampon hendak diringkus beramai-ramai. Namun dari sekian orang yang akan menjamah tubuhnya jatuh terpelating.
Pada tahun 1920, Tjoa Nam Fu, China peranakan Semarang mengajarkan silat Kaifeng pembangkit magnit krach, seorang muridnya bernama Mahmud dari Sarikat Islam. Kelak Mahmud setelah mendapatkan jurus-jurus Kaifeng bergelar Nampon (dari kata Namfu)
Nampon lahir di Ciamis pada tahun 1888 dan wafat tahun 1962. Semula adalah pegawai di jawatan kereta api di zaman Belanda. Ia dipecat dan berulang kali masuk bui karena sikapnya yang anti penjajah Belanda. Diantara murid Nampon yang berjasa ikut mengembangkan tenaga dalam adalah Setia Muchlis dan KM Tamim yang kemudian mendirikan perguruan TRI RASA yang banyak diikuti kalangan Mahasiswa di Bandung, diantaranya murid itu adalah Bung Karno dan M Natsir.
 
Menurut kalangan pendekar sepuh di wilayah Jawa Barat, sebelum memperkenalkan “jurus tenaga dalam“ Nampon banyak belajar ilmu dari pendekar yang lebih senior. Ia pernah berguru pada Abah Khoir pencipta silat Cimande, dan pendekar-pendekar asal Batavia diantaranya Bang Madi, Bang Kari, Bang Ma’ruf juga H Qosim pendekar yang diasingkan kerajaan Pagar Ruyung, Padang karena mengajarkan silat di luar kerajaan. Perlu diketahui bahwa dalam babat tanah Jawa Bang Madi, Kari, dan Syeh Bandar adalah sesepuh dalam hal seni bela diri tenaga dalam. Bahkan nama mereka selalu muncul dalam pembacaan tahlil dalam pembukaan majelis syukuran persilatan. Cuma dalam sejarah dan referensi tertulis tentang mereka masih sedikit dan hanya ditrunkan lewat cerita maupun orang-perorangan.(penulis berusaha mencari tentang mereka, bila anda mendapatkan referensi tentang ketiga beliau tsb, mohon dishare yaa...)
Aliran bercorak Nampon menyebar ke Jawa Tengah melalui perguruan Ragajati, JSP (jurus seni penyadar) dan beberapa aliran tanpa nama.Kini ketika perguruan tenaga dalam menjamur hampir di seluruh kota dengan bendera yang berbeda-beda (walau corak jurus dan oleh napas serupa). Sekarang hampir tiap perguruan beladiri maupun silat banyak yang menerapkan unsur tenaga dalam, sesuai dengan kurikulum yang mereka terapkan.
Itulah sebagian studi yang dapat penulis berikan meskipun terlihat masih kurang dan banyak yang Copas dari blog-blog sebelah tapi masih bisa dicari referensi lain untuk memuaskan pengetahuan anda. Tapi pada intinya sama, yaitu setiap manusia wajib untuk mengamalkan setiap apa yang dipunyainya untuk kepentingan bersama (dalam artian hal yang positif). “Apalah artinya suatu ilmu apabila tak bermanfaat untuk dunia”.
Sekian dari saya bila ada kata yang kurang berkenan mohon partisipasinya untuk berkomentar pada kolom yang disediakan, karena hakekatnya manusia tak ada yang sempurna dan memiliki kekurangan disana-sini. Untuk itu mohon Maaf dan Salam Ragajati!!.


Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_tenaga_dalam

2 komentar:

  1. perguruan TRIJAYA pusat tegal juga aliran NAMPON

    BalasHapus
  2. Apakah ada perwakilan atau cabang Pencak Nampon di Wilayah Wonogiri Jawa Tengah

    BalasHapus