Berbeda Tapi Sealiran

Bp. Tarjian (Mbah Bugel Tarjian) adalah salah satu murid langsung dari Mbah Nampon. beliaulah orang yang mengembangan keilmuan Nampon di daerah banjarnegara. Nampon sendiri merupakan aliran perguruan yang memiliki 10 jurus dengan awalan jurus pertama adalah gerakan tangan mengepal dan tangan terbuka (dua versi penerapan jurus).

Mbah Bugel pertama kali mendirikan kepelatihan sekitar tahun 1960an dgn nama SPORT di daerah Karang Tengah, Banjarnegara. Saat itu dewan gurunya yang ditugasi untuk melatih salah satunya adalah mbah Harno (Soeharno Suroatmodjo). Dewan guru yang lain saat itu antara lain Mbah Aechroni, mbah Karta dan beberapa yang lain, yang nantinya mendirikan Ragajati dengan mengusung nama Siteki, Gumingsir, Rajakawasa, Walang Sungsang, dsb.

 Tetapi setelah beberapa tahun kepelatihan ini dibubarkan karena masih belum jelas arah tujuannya dan situasi negara saat itu sedang kurang stabil. Kemudian pada tahun 1976 Kemudian didirikan atau dipelopori oleh Mbah Harno menjadi organisasi resmi dgn nama RAGAJATI dan beliau sendiri sebagai Guru Besar. (saat ini itu Ragajati sudah terdaftar di IPSI dan IPBETADO)

Adapun murid langsung mbah Bugel yang tidak bergabung secara organisasi resmi dengan Ragajati Banjarnegara menyebar disekitar Banjarnegara dan Banyumas sekitarnya. Salah satu diantaranya adalah mbah Aechroni (Mbah roni) di daerah Siteki Banjarnegara (Ragajati Siteki) dg murid ribuan pula seperti RAGAJATI sampai ke manca negara. (Philipina, Malaysia dan Singapura). Perguruannya disebut Seni Gerak Badan Siteki dan demikian pula Bp.Wiyoto K.S merupakan murid langsung juga dari mbah bugel tarjian mendirikan organisasi sendiri dengan nama Rajakawasa (Ragajati Kamanungsan, Wargisaluyu) dan masih banyak perguruan-perguruan tanpa nama menyebar di Banjarnegara dan sekitarnya yg dikembangkan oleh murid-murid langsung dari Mbah Bugel Tardjian (ada yang masih memakai nama Spor dan Ilmu Nampon)

Mbah Karta sendiri merupakan salah satu murid terdekat dari mbah Bugel Tarjian yang punya peran besar dalam pengembangan Ilmu Nampon yg dikembangkan oleh Mbah Bugel Tarjian. Yang berawal pelatihan di daerah Silamat Banjarnegara dan berkembang pesat di desa Karang Tengah Banjarnegara, dan beliau murid yang pertama kali mengenalkan pelatihan Spor dari mbah bugel di depan alun-alun Banjarnegara. Sehingga masyarakat Banjarnegara dan Bupati Banjarnegara saat itu sangat tertarik dan suport terhadap Ilmu Sport tersebut, kala itu belum dikenal dan belum terorganisasi. sampai akhirnya Berdiri RAGAJATI Banjarnegara dan beliau, Mbah Karta mengembangkan di daerah GUMINGSIR yang dikenal dgn RAGAJATI Cab. Gumingsir, dengan murid ribuan menyebar di seluruh Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan adalah tentang mbah Walang Sungsang. Karena ilmu serta perkembangan alirannya sangat tertutup sekali bahkan sampai saat ini. Penjelasan tentang beliau pun hanya dari penuturan para dewan guru yang telah lampau, itupun terbagi menjadi beberapa versi yang kurang sama alurnya. Tetapi ada keyakinan dari masing-masing perguruan, yang disebut mbah Walang Sungsang adalah keturunan Putra Prabu Siliwangi yaitu Pangeran Kian Santang yang konon merupakan pemeluk Islam pertama di tanah Sunda, dikenal dengan Walang Sungsang, dan yang memiliki Ilmu ini sangat membantu dalam syiar Islam, konon dalam penyebaran ilmu ini sangat ketat dalam seleksi muridnya. Gurunya tidak sembarangan dalam menerima anggota.